<p><strong>JAKARTA </strong>- Ketua Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPIH) Slamet Effendi Yusuf mendesak, pencarian jamaah haji asal Indonesia korban<strong> tragedi Mina</strong>, yang belum kembali ke maktab (pemondokan) dan identifikasi jamaah tewas, dituntaskan sebelum musim haji usai.</p><p>"Jangan sampai akhir musim haji, masih ada jamaah yang <em>ghaib</em> seperti tahun-tahun yang lalu. Jadi semuanya harus jelas," kata Slamet dalam keterangan tertulis yang diterima <strong>Okezone</strong>, Kamis (01/10/2015).</p><p>Pembentukan tiga tim untuk menelusuri keberadaan jamaah haji yang masih hilang, dinilai Slamet, sebagai langkah yang tepat untuk memastikan setiap informasi yang diperoleh bisa dipertanggungjawabkan. Untuk itu, Slamet mengaku KPIH telah memberikan saran kepada tim PPIH untuk menggali informasi lebih dalam dari para korban selamat.</p><p>"KPIH menyarankan tim PPIH dapat mengumpulkan jamaah-jamaah yang ada di tempat kejadian dan selamat untuk dimintai keterangan tentang apa yang sesungguhnya terjadi," ujarnya.</p><p>Belajar dari kasus Mina tahun ini, Slamet memandang perlunya pengetatan jadwal melempar jumrah. "Perlu penjadwalan pelemparan yang tegas, bukan anjuran, tapi jadwal yang ketat dan itu sudah disosialisasikan sejak di Tanah Air," katanya.</p><p>Selain itu, KPIH juga memandang, perlu dilakukan penguatan peran Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI). Jika memungkinkan, TPIHI diisi oleh orang-orang yang sudah pernah berhaji, sehingga tidak kalah berpengaruh dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)</p><p>"Jika perlu KBIH dibriefing agar ketika di lapangan harus mengikuti TPIHI," tandas dia.</p><p></p>
↧