<p>Biasanya, komputer gaming yang ditujukan untuk gamer serius ditandai dengan ukurannya yang besar. Hal ini wajar saja, mengingat hampir semua perangkat gaming grade berukuran besar, entah itu dari sisi motherboard atau graphics card-nya. Namun, ZOTAC ZBOX EN860 memperlihatkan sebaliknya; ukuran gaming PC ini kecil, bahkan lebih kecil dari console next-gen! Akan tetapi, Mini PC ini sudah dipastikan adalah sebuah perangkat gaming. Itu sebabnya kami penasaran dengan kemampuannya memainkan game AAA terbaru.</p><br /><p>Berpegang pada pepatah “Jangan lihat buku dari sampulnya,” maka kami juga tidak jatuh pada prejudis sebelum memainkannya. Seperti yang mungkin juga Anda ketahui, teknologi masa kini mampu memperkecil semua bagian elektronik demi masuk ke dalam komputer sebesar kotak makan siang. Hanya dengan ukuran 188mm x 188 mm dan tebal 51mm, perangkat yang ada di dalamnya ternyata tidak sekecil badannya, setidaknya dalam skala kemampuan. Berikut hardware yang ada di dalam Mini PC tersebut:</p><br /><br /><strong>Prosesor</strong>: Intel Core i5 4210U @1.70 GHz<br /><strong>RAM:</strong> 8 GB DDR3<br /><strong>Graphics Card:</strong> NVIDIA GeForce GTX 860M GDDR5 2048 MB<br /><br /><p>Untuk melihat kemampuan Mini PC seharga 8 jutaan ini dalam memainkan game, kami memilih beberapa game kelas AAA terbaru untuk dipasang di dalamnya. Game yang kami gunakan adalah Metal Gear Solid V, The Witcher 3, Grand Theft Auto V, DoTA 2 Reborn, dan Project Cars. Dari semua game tersebut, satu game yang bisa dipastikan paling berat untuk dijalankan adalah The Witcher 3. Bukan hanya ia bertema Open World, game tersebut juga memiliki kualitas grafis tertinggi. Tentunya kami sendiri penasaran dengan kemampuan Mini PC ini untuk memainkannya!</p><br />Metal Gear Solid V: The Phantom Pain<br /><p>Game ini merupakan babak paling revolusioner dari seri game Stealth ini. Alasan utamanya adalah dengan digunakannya tema Open World untuk game yang membutuhkan banyak bersembunyi dan menjerat musuh dari belakang. Namun, bukan hanya itu saja yang menjadi kelebihannya; game ini juga memperlihatkan kebutuhan hardware yang besar, terutama untuk menghasilkan tampilan grafis berkualitas tingginya. Berikut permintaan minimum untuk memainkan game ini:</p><br /><br /><strong>Prosesor:</strong> Intel Core i5-4460 (3.40 GHz)<br /><strong>Memory:</strong> 4 GB RAM<br /><strong>Graphics Card</strong>: NVIDIA GeForce GTX 650 (2GB), DirectX 11<br /><strong>Hard Drive:</strong> 28 GB<br /><br /><p>Untuk melihat batas aman dari game ini, kami memulainya dengan menggunakan setting menengah dan resolusi 1920×1080. Setelah kami coba selama beberapa saat, kami tiba pada kesimpulan bahwa game ini dapat berjalan dengan baik pada setting High dan resolusi yang sama. Ketika kami mencoba memainkan game ini di setting lebih tinggi atau Very High, permainan menjadi kurang nyaman dan frame rate hanya berada pada maksimum 30 fps. Detail mengenai setting yang kami gunakan dapat Anda temukan pada screenshot berikut ini:</p><p>Sedangkan untuk permainannya sendiri, kami menemukan bahwa setting High menghasilkan frame rate yang cukup stabil dan tinggi. Setidaknya kami menemukan sekitar 50 hingga 60 fps di semua daerah, mulai dari wilayah Afganistan, Afrika, hingga ketika berada di Motherbase. Selain itu, setting ini juga menjamin kualitas tampilan berada di tingkatan yang baik.</p><p>Hal ini terbukti dengan mudahnya kami mengidentifikasikan musuh yang berada di daerah gelap. Begitu juga dengan tekstur yang terdapat di karakternya, baik untuk Big Boss dan Quiet di tengah permainan maupun dalam cutscene. Selain itu, setting ini juga menjamin permainan dapat berjalan dengan nyaman dan tanpa masalah. Hal ini tentu sangat penting, mengingat game ini dapat menyita waktu bermain hingga lebih dari 100 jam dan setidaknya 5 hingga 8 jam sehari.
↧